Selasa, 20 Maret 2012

program bahasa c : program untuk mengetahui bilangan tersebut genap atau ganjil


#include <stdio.h>
#include <conio.h>
void main(){
clrscr();
int n;
printf("masukkan nilai : ");scanf("%d",&n);
if(n % 2 == 0){
printf("bilangn genap!");
}
else
{
printf("bilangn ganjil!");
}
getch();
}

bahasa c : program untuk menghitung luas segitiga dan luas lingkaran


#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#define pi 3.14
void main(){
clrscr();
int j,a,t;
printf("masukkan jari-jari : ");scanf("%d",&j);
printf("luas lingkaran : %f\n",(pi*j*j));
printf("masukkan alas : ");scanf("%d",&a);
printf("masukkan tinggi : ");scanf("%d",&t);
printf("luas segitiga : %f\n",(0.5*a*t));
getch();
}

materi vektor kelas 10 sma : vektor perkalian dan pembagian


Negatif dari suatu vektor ~A dituliskan sebagai −~A dan didefinisikan sebagai
sebuah vektor dengan besar yang sama dengan besar vektor ~A tetapi
dengan arah yang berlawanan, sehingga ~A + (−1)~A = 0. Dari sini konsep
pengurangan vektor muncul, jadi
~A
− ~B = ~A + (−1)~B.
Aljabar vektor bersifat komutatif dan asosiatif. Jadi ~A + ~B = ~B + ~A, dan
~A
+ (~B + ~C ) = (~A + ~B) + ~C

Dalam ruang berdimensi tiga terdapat paling banyak tiga vektor yang
dapat saling tegak lurus. Vektor-vektor yang saling tegak lurus ini dapat
dijadikan vektor-vektor basis. Dalam sistem koordinat kartesan, sebagai
vektor-vektor basis biasanya diambil vektor-vektor yang mengarah ke arah
sumbu x, y, dan z positif, dan diberi simbol ˆx, ˆy, dan ˆz. Vektor-vektor basis
ini juga dipilih bernilai satu. Sehingga sebarang vektor ~A dalam ruang
dimensi tiga dapat dinyatakan sebagai jumlahan vektor-vektor basis dengan
koefisien-koefisien Ax,Ay,Az yang disebut sebagai komponen vektor dalam
arah basis x, y dan z.
~A
= Axˆx + Ay ˆy + Az ˆz
Dari trigonometri dapat diketahui bahwa bila sudut antara vektor ~A
dengan sumbu x, y, dan z adalah x, y, dan z, maka Ax = Acos x,
Ay = Acos y, dan Az = Acos z, dengan A adalah besar ~A. Dari teorema

Perkalian
Dua buah vektor dapat ‘diperkalikan’. Konsep perkalian antar vektor sangat
bermanfaat dalam perumusan berbagai persamaan-persamaan fisika. Konsep
perkalian dalam vektor sangat berbeda dengan sekedar memperkalian dua
buah bilangan (skalar), dan memiliki definisi tersendiri. Dua buah vektor
dapat diperkalikan menghasilkan sebuah skalar ataupun sebuah vektor baru.
Perkalian yang menghasilkan skalar disebut sebagai perkalian skalar atau
perkalian titik (dot product), dan didefinisikan sebagai
~A
· ~B = AB cos

dapat dinyatakan dalam perumusan berikut ini
C =
q
(~A + ~B ) · (~A + ~B) =
p
A2 + B2 + 2AB cos
Bila ~A dan ~B dinyatakan dalam komponen-komponennya, ~A = Axˆx+Ay ˆy +
Az ˆz dan ~B = Bxˆx + By ˆy + Bz ˆz, maka
~A
· ~B = AxBx + AyBy + AzBz
karena ˆx · ˆy = ˆx · ˆz = ˆy · ˆz = cos 900 = 0 (saling tegak lurus), dan ˆx · ˆx =
ˆy · ˆy = ˆz · ˆz = cos 00 = 1. Dengan mengalikan sebarang vektor ~A dengan
sebuah vektor basis, akan didapatkan proyeksi ~A ke arah vektor basis tadi,
jadi misalnya ~a · ˆx = Ax.
Perkalian dua buah vektor yang menghasilkan sebuah vektor, disebut
sebagai perkalian silang (cross product), untuk dua buah vektor ~A dan ~B

Vektor ~C di sini adalah suatu vektor yang arahnya tegak lurus terhadap
bidang di mana ~A dan ~B berada, dan ditentukan oleh arah putar tangan
kanan yang diputar dari ~A ke ~B . Besar vektor ~C didefinisikan sebagai
C = |~A × ~B | = AB sin
Besar vektor ~C ini dapat diinterpretasikan sebagai luasan jajaran genjang
yang dua sisinya dibatasi oleh ~A dan ~B Sesuai dengan definisinya, maka
~A
× ~B = −~B × ~A. Untuk vektor-vektor basis, diperoleh ˆx× ˆy = ˆz, ˆy× ˆz = ˆx,
ˆz × ˆx = ˆy, dan ˆx × ˆx = ˆy × ˆy = ˆz × ˆz = 0.



materi fisika dasar untuk SMA kelas 10 :Besaran dan Pengukuran


Fisika adalah ilmu yang mempelajari benda-benda serta fenomena dan keadaan
yang terkait dengan benda-benda tersebut. Untuk menggambarkan suatu
fenomena yang terjadi atau dialami suatu benda, maka didefinisikan berbagai
besaran-besaran fisika. Besaran-besaran fisika ini misalnya panjang,
jarak, massa, waktu, gaya, kecepatan, temperatur, intensitas cahaya, dan
sebagainya. Terkadang nama dari besaran-besaran fisika tadi memiliki kesamaan
dengan istilah yang dipakai dalam keseharian, tetapi perlu diperhatikan
bahwa besaran-besaran fisika tersebut tidak selalu memiliki pengertian
yang sama dengan istilah-istilah keseharian. Seperti misalnya istilah

gaya, usaha, dan momentum, yang memiliki makna yang berbeda dalam
keseharian atau dalam bahasa-bahasa sastra. Misalnya, “Anak itu bergaya

di depan kaca”, “Ia berusaha keras menyelesaikan soal ujiannya”, “Momentum
perubahan politik sangat tergantung pada kondisi ekonomi negara”.
Besara-besaran fisika didefinisikan secara khas, sebagai suatu istilah fisika
yang memiliki makna tertentu. Terkadang besaran fisika tersebut hanya
dapat dimengerti dengan menggunakan bahasa matematik, terkadang dapat
diuraikan dengan bahasa sederhana, tetapi selalu terkait dengan pengukuran
(baik langsung maupun tidak langsung). Semua besaran fisika harus dapat
diukur, atau dikuatifikasikan dalam angka-angka. Sesuatu yang tidak dapat
dinyatakan dalam angka-angka bukanlah besaran fisika, dan tidak akan
dapat diukur.
Mengukur adalah membandingakan antara dua hal, biasanya salah satunya
adalah suatu standar yang menjadi alat ukur. Ketika kita mengukur
jarak antara dua titik, kita membandingkan jarak dua titik tersebut dengan
jarak suatu standar panjang, misalnya panjang tongkat meteran. Ketika kita
mengukur berat suatu benda, kita membandingkan berat benda tadi dengan
berat benda standar. Jadi dalam mengukur kita membutuhkan standar sebagai
pembanding besar sesuatu yang akan diukur. Standar tadi kemudian
biasanya dinyatakan memiliki nilai satu dan dijadian sebagai acuan satuan
tertentu. Walau kita dapat sekehendak kita menentukan standar ukur, tetapi
tidak ada artinya bila tidak sama di seluruh dunia, karena itu perlu diadakan
suatu standar internasional. Selain itu standar tersebut haruslah praktis dan
mudah diproduksi ulang di manapun di dunia ini. sistem standar internasional
ini sudah ada, dan sekarang dikenal dengan Sistem Internasional (SI).

Antara besaran fisika yang satu dengan besaran fisika yang lain, mungkin
terdapat hubungan. Hubungan-hubungan antara besaran fisika ini dapat
dinyatakan sebagai persamaan-persamaan fisika, ketika besaran-besaran tadi
dilambangkan dalam simbol-simbol fisika, untuk meringkas penampilan ersamaannya.
Karena besaran-besaran fisika tersebut mungkin saling terkait,
maka tentu ada sejumlah besaran yang mendasari semua besaran fisika yang
ada, yaitu semua besaran-besaran fisika dapat dinyatakan dalam sejumlah
tertentu besaran-besaran fisika, yang disebut sebagai besaran-besaran dasar.
Terdapat tujuh buah besaran dasar fisika (dengan satuannya masing-masing)
1. panjang (meter)
2. massa (kilogram)
3. waktu (sekon)
4. arus listrik (ampere)
5. temperatur (kelvin)
6. jumlah zat (mole)
7. intensitas cahaya (candela)
Satuan SI untuk panjang adalah meter dan satu meter didefinisikan sebagai
1650763,73 kali panjang gelombang cahaya transisi 2p10 - 5d5 isotop Kr86.
Satuan SI untuk waktu adalah sekon dan satu sekon didefinisikan sebagai 9

192 631 770 kali periode transisi tertentu aton Cs133. Satuan SI untuk massa
adalah kilogram, dan satu kilogram didefinisika sebagai massa sebuah silinder
patinum iridium yang disimpan di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional
di Prancis. Tetapi selain itu juga terdapat standar massa non SI, yaitu
standar massa atom yang diambil berdasarkan massa satu atom C12 yang
tepat didefinisikan bermassa 12 dalam satuan massa atom terpadu (amu
atomic mass unit, disingkat u).
Besaran-besaran fisika secara umum dapat dikelompokkan menjadi tiga
jenis, besaran skalar, besaran vektor dan besaran tensor. Untuk besaran
tensor, tidak akan dipelajari dalam pelajaran fisika dasar. Besaran skalar
adalah besaran yang memiliki nilai saja, sedangkan besaran vektor adalah
besaran yang selain memiliki nilai juga memiliki arah. Karena konsep tentang
vektor banyak digunakan dalam fisika, maka akan dijelaskan lebih lanjut
secara singkat mengenai besaran vektor ini.
1.2 Vektor
Sebagai contoh yang mudah untuk dipahami dari sebuah vektor adalah vektor
posisi. Untuk menentukan posisi sebuah titik relatif terhadap titik yang
lain, kita harus memiliki sistem koordinat. Dalam ruang berdimensi tiga,
dibutuhkan sistem koordinat, x, y, z untuk mendiskripsikan posisi suatu titik
relatif terhadap suatu titik asal (O). Vektor posisi suatu titik P, relatif terhadap
titik asal digambarkan di bawah ini.

Penjumlahan Vektor
Dari konsep vektor posisi juga dikembangkan konsep penjumlahan vektor.
Vektor posisi titik A adalah ~A, sedangkan posisi titik B ditinjau dari titik A
adalah B. Vektor posisi titik B adalah vektor ~C, dan ~C dapat dinyatakan
sebagai jumlahan vektor ~A dan vektor ~B , ~A + ~B = ~C .




pengertian EWB (Electronic WorkBench) dan tutorialnya untuk pemula

EWB (Electronic WorkBench) adalah salah satu jenis software elektronika yangdigunakan untuk melakukan simulasi terhadap cara kerja dari suatu rangkaian listrik. Perlunyasimulasi rangkaian listrik adalah untuk menguji apakah rangkaian listrik itu dapat berjalandengan baik dan sesuai dengan pendekatan teori yang digunakan pada buku-buku elektronika,tanpa harus membuat rangkaian listrik itu secara nyata. Perlu diingat, simulasi yang dilakukandengan menggunakan EWB adalah simulasi yang menghasilkan keluaran yang ideal.Maksudnya keluaran yang tidak terpengaruh oleh faktor-faktor ketidakidealan seperti gangguan(dikenal dengan noise dalam elektronika) seperti halnya gangguan yang sering terjadi padarangkaian listrik yang sebenarnya (nyata).Penggunaan EWB haruslah didukung oleh pengetahuan dasar tentang elektronika.
Tanpa pengetahuan dasar elektronika yang memadai seperti cara pemakaian alat ukur(osiloskop, multimeter dan lain sebagainya), tentu saja akan lebih sukar untuk memahami carakerja dari software ini. Software ini menggunakan sistem GUI (Graphic User Interface) sepertihalnya Windows sehingga pemakai software yang sudah memahami pengetahuan dasarelektronika akan mudah menguasai penggunaan software ini.Software EWB yang beredar di Indonesia adalah kebanyakan software bajakan (telah di-crack)oleh cracker, usahakan jangan menggunakan software bajakan untuk menyelesaikan proyekbesar yang berhubungan dengan lisensi penggunaan software.
 Cara menginstall EWB 5.12:
Peng-install-an software ini cukup mudah. Cari source (sumber/ file setup) dari EWB5.12 ini, lalu double click pada file setup. Tentukan tempat tujuan EWB diinstall (misalnyaC:\Program Files\ EWB 5.12), lalu klik OK. Tunggu proses instalasi selesai, lalu ke startmenubuka programs-->electronic workbench-->EWB 5.12. EWB siap dipakai.



Penggunaan EWB secara singkat:
Penulis memiliki kemampuan yang terbatas dalam menjelaskan secara detail dari
software ini, jadi dalam modul ini penulis hanya menjelaskan secara singkat pemakaian software
ini. Umumnya, ada tiga hal yang perlu dikuasai oleh pemakai baru EWB yaitu cara pemakaian alat
ukur yang disediakan, pemakaian komponen elektronika (mencakup komponen aktif, pasif dan
sumber sinyal/sumber tegangan) dan pembentukan rangkaian.
Pemakaian alat ukur
Setelah Anda menjalankan EWB, Anda akan melihat tiga toolbar menu (barisan toolbar
file,edit ; toolbar 'gambar' new,open ; dan toolbar komponen dan alat ukur). Pada barisan
terakhir, klik toolbar yang paling kanan. Lalu pilih alat ukur yang ingin dipakai (osiloskop atau
multimeter), drag simbol osiloskop atau multimeter ke bawah (layar putih). Pada simbol
osiloskop ada empat titik kecil yang bisa dipakai yaitu channel A dan B serta dua node ground.
Untuk mengubah time/div dan volt/div seperti yang biasa dilakukan pada osiloskop yang nyata,
klik dua kali simbol osiloskop. Tampilan windows kecil akan muncul dan Anda dapat mengisi
nilai time/div , volt/div yang diinginkan ataupun mengubah hal-hal yang lain. Penggunaan
multimeter juga hampir sama dengan osiloskop. Drag simbol multimeter, klik dua kali untuk
mengubah modus pengukuran (pengukuran arus, tegangan ataupun hambatan).
Pemakaian komponen elektronika
Pada barisan terakhir, mulai dari toolbar 'gambar' yang kedua sampai toolbar 'gambar'
yang ketigabelas adalah toolbar yang berisi simbol komponen. Pada praktikum elektronika dasar
ini, Anda hanya cukup memakai toolbar yang kedua sampai toolbar kelima. Mulai dari toolbar
kedua sampai kelima, ada simbol komponen seperti simbol resistor, kapasitor, dioda, op-amp,
batere, ground, dll. Cara memakai komponen ini hampir sama dengan pemakaian alat ukur.
Untuk mengubah besar nilai komponen dilakukan dengan klik dua kali komponen, lalu isi nilai
komponen yang diinginkan pada tempat yang disediakan.
Penggunaan alat ukur dan komponen untuk lebih detailnya dapat ditanyakan pada asisten
praktikum pada saat praktikum.
(Simbol sinyal generator ada pada toolbar yang paling kanan/ toolbar alat ukur).
Pembentukan rangkaian
Setelah mengambil beberapa komponen yang diinginkan untuk membentuk suatu
rangkaian listrik, Anda perlu menyambung kaki-kaki dari satu simbol ke simbol lainnya.
Penyambungan kaki dapat dilakukan dengan: arahkan mouse pointer ke ujung kaki simbol,
usahakan ujung kaki simbol berwarna terang; lalu klik dan tahan mouse, tujukan ke ujung kaki
simbol yang ingin disambung sampai ujung kaki simbol tersebut berwarna terang dan lepas
mouse. Kedua komponen akan tersambung dengan suatu simbol kawat penghantar. Untuk lebih
jelasnya dapat ditanyakan pada asisten.

Simulasi
Setelah tiga hal tersebut dikuasai, rangkaian listrik sudah dapat dibentuk. Setelah
rangkaian listrik plus alat ukur dipasang pada bagian yang akan diukur (biasanya input dan
output), Anda dapat memulai simulasi dengan menekan simbol saklar yang terletak di pinggir
kanan atas (klik tanda I untuk on simulasi dan klik tanda O untuk off simulasi; tanda pause bisa
juga digunakan terutama untuk mencatat nilai). Usahakan windows kecil alat ukur tetap terbuka,
supaya grafik hasil pengukuran dapat dibaca.
Setelah menguasai tiga langkah dasar dan cara simulasinya, diharapkan Anda dapat
menguasai dasar penggunaan software ini. Untuk menguasai software ini secara detail, Anda
dapat menanyakannya pada Asisten bagian yang belum dimengerti. Semoga Anda tertarik
dengan simulasi rangkaian listrik dengan software Electronic WorkBench (EWB) 5.12 ini.

Minggu, 18 Maret 2012

materi Probabilitas dan Statistika Dasar teori Peluang untuk universitas

Macam-macam Statistika• Statistika DeskripsiMenyajikan data dalam besaran-besaran statistiksehingga mudah diinterpretasikan seperti nilaiminimum, rataan, simpangan baku, median, nilaimaksimum atau menyajikan data-data dalam bentukbentukdiagram.• Statistika InferensiMenggunakan statistika deskripsi untuk menaksir danmenguji besaran statistik.• Data• Percobaan statistik• DataInformasi yang dicatat dan dikumpulkan dalam bentukasli, baik dalam bentuk hitungan maupun pengukuran.• Percobaan statistikPercobaan merupakan suatu proses yang berulangulangdan hasil proses itu tidak dapat diramalkandengan pasti sebelumnya. Percobaan digunakan untukmenghasilkan data mentah.Dasar Teori Peluang• Ruang Sampel• Kejadian dan Operasinya• Menghitung Titik Sampel :– Permutasi– Kombinasi

Kamis, 15 Maret 2012